Jumlah kesempatan bekerja jarak jauh semakin meroket, menurut Ladders, sekitar 24% dari semua pekerjaan profesional yang diposting pada kuartal pertama 2022 menawarkan opsi sepenuhnya bekerja dari jarak jauh. Bagi banyak perusahaan dan pekerja, fleksibilitas ini tentunya sangat diminati dan saling menguntungkan.
Hal ini juga didukung oleh survei McKinsey terhadap 100 eksekutif dari berbagai industri dan geografi yang menyebutkan bahwa sembilan dari sepuluh organisasi memilih metode hybrid working sebagai cara kerja di masa depan. Survei ini juga menegaskan bahwa selama pandemi sebagian besar organisasi telah melihat peningkatan dalam produktivitas individu dan tim serta keterlibatan karyawan. Hal ini mungkin diakibatkan oleh peningkatan fokus dan energi, serta kepuasan pelanggan mereka juga.
Namun, mengimplementasikan hybrid working bukan perkara sederhana. Para pemimpin perusahaan perlu memahami hal-hal sebagai berikut:
Seperti apa "future of work" di Indonesia?
Apa saja yang perlu dipertimbangkan jika ingin mengimplementasikan "future of work"?
Bagaimana perusahaan dapat memfasilitasi karyawan dalam menyiapkan ruang kerja hybrid mereka?
Di sektor apa para pemimpin dan pengambil keputusan berencana untuk berinvestasi dalam mendesain ulang tempat kerja mereka?
Peran pemimpin HR dalam cara kerja baru ini, bagaimana menarik talenta digital serta menjaga konektivitas dan kolaborasi karyawan hybrid?
Teknologi apa yang harus diinvestasikan untuk menunjang the future of work?
