Tips Ergonomis untuk Anak-anak yang Bersekolah di Rumah

Ergonomika yang Lebih Baik untuk Anak-anak yang Bersekolah di Rumah

Pangea temporary hotfixes here

Ergonomika yang Lebih Baik untuk Anak-anak yang Bersekolah di Rumah

Untuk anak-anak dan remaja, peraturannya sama seperti untuk orang dewasa: jaga agar panggul tetap stabil dan bagian atas tubuh tetap santai. Anak-anak seharusnya duduk di kursi dan di depan meja yang disesuaikan untuk ukuran tubuhnya. Jika hal ini tidak memungkinkan, aturlah agar mereka duduk lebih tinggi menggunakan bantal dan ganjalan kaki sehingga posisi sikunya sejajar dengan meja. Tantangan terbesar Anda adalah mungkin memastikan anak-anak Anda (dan Anda sendiri) tidak melihat layar di sofa atau tempat tidur.

Menggambar di tablet dengan pensil digital

TIPS KEBUGARAN #1

BATASI WAKTU MENATAP LAYAR

Jika menggunakan tablet untuk belajar di rumah, pastikan anak-anak membatasi waktu santainya menatap layar. Jadwalkan waktu istirahat sehingga mereka bisa melakukan aktivitas sekolah tanpa menggunakan layar, lebih baik lagi jika mereka menggunakan kertas dan pensil.

TIPS KEBUGARAN #2

JADWALKAN WAKTU BEBAS

Khususnya bagi anak-anak kecil, jadwalkan aktivitas sekolah dan waktu istirahat secara selang-seling dalam interval yang sangat singkat karena waktu perhatian mereka yang umumnya sangat singkat.

TIPS KEBUGARAN #3

TETAP AKTIF, TETAP WARAS

Bantu mereka tetap beraktivitas fisik. Anda dapat mencoba membuat jalur rintangan dengan benda-benda seperti kursi, bantal, dll. atau bermain lempar-lemparan (misalnya dengan boneka binatang) atau menendang bola di ruang depan. Anda pun dapat mencari latihan yoga untuk anak-anak di Youtube.

TIPS KEBUGARAN #4

HILANGKAN TEKANAN

Khususnya karena coronavirus dan karantina, waspadai tanda-tanda tekanan atau kecemasan pada anak-anak. Banyak hal kecil yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu mereka lebih memahami dan menghadapi situasi ini. Misalnya, bantu mereka menjaga gaya hidup sehat, berusaha berpikir positif, mengalihkan perhatian dengan fokus pada hal lain, atau melakukan terapi “worry box”.